TERASKALTARA.ID, TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi salah satu wilayah strategis di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan didominasi oleh hutan tropis yang kaya biodiversitas. Namun, kondisi geografis tersebut juga menghadirkan tantangan tersendiri, terutama dalam hal mitigasi bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Kaltara yang diwakili Staf Ahli Bidang Hukum, Kesatuan Bangsa, dan Pemerintahan Setdaprov Kaltara, Robby Yuridi Hatman, S.Sos., M.T., saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Karhutla Provinsi Kaltara Tahun 2025 di Gedung Gadis, Kamis (15/5).
Dalam sambutannya, Robby menyampaikan pentingnya koordinasi antar instansi dalam upaya pencegahan dan penanganan karhutla, mengingat potensi kebakaran hutan masih cukup tinggi di wilayah Kaltara.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi sebanyak 267 kejadian bencana di wilayah tersebut. Dari jumlah itu, 103 kejadian didominasi oleh kasus karhutla. Sementara pada Mei 2025 saja, tercatat 17 kejadian bencana, dengan 7 di antaranya merupakan kebakaran hutan dan lahan.
Pemprov Kaltara menegaskan komitmennya dalam memperkuat sinergi lintas sektor untuk menghadapi tantangan mitigasi bencana secara efektif dan terintegrasi. (dkisp)