IRAU 2025 : Karya Perajin dan UMKM Jadi Nyawa Perayaan Budaya Malinau

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Deru persiapan menggema di Malinau. Festival Budaya Irau ke-11, yang akan dibuka 7 Oktober 2025 mendatang, bukan hanya menampilkan keanekaragaman kebudayaan Nusantara, tetapi juga lonceng kebangkitan ekonomi kreatif.

Ratusan perajin dan pelaku UMKM lokal menyiapkan karya terbaik, menatap ajang dua tahunan ini sebagai kesempatan langka memperluas pasar dan memperkenalkan identitas budaya.

Di tepian Bahau Hulu, Marsiti Merang mengebut pengerjaan 20 saung khas Dayak Kenyah yang akan dibawa ke Malinau.

Motif sakral Lepu’ Ke, Lepu’ Ma’ut, dan Uma’ Lung ia rajut dengan ketelitian penuh makna.

“Prosesnya bisa sebulan penuh dari pemilihan bambu hingga pengeringan,” ujar Marsiti, salah seorang perajin di Bahau Hulu, pada Rabu (24/9).

“Irau selalu jadi momen terbaik. Permintaan produk meningkat signifikan, dan kami bisa memperlihatkan budaya kami ke lebih banyak orang.” tambahnya.

Tak hanya saung, Marsiti membawa anyaman tas, topi, dan gelang khas Dayak. Harga produknya berkisar Rp250 ribu hingga Rp1 juta, menyesuaikan ukuran dan kerumitan motif.

Hal senada, perajin lainnya, Ubung Anem yang memanfaatkan penjualan untuk kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anaknya.

“Kalau ada Irau, penjualan jauh lebih baik. Kami bisa berjualan langsung dan berharap pengunjung ramai membeli,” ungkapnya.

Panitia festival menyiapkan ratusan lapak untuk 500 pelaku usaha lokal, meliputi kerajinan, kuliner tradisional, hingga produk pertanian.

Selain bazar, panggung budaya menampilkan seni lintas etnis yang menegaskan Malinau memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.

Perpaduan atraksi seni dan geliat ekonomi inilah yang diyakini akan mendongkrak pendapatan masyarakat sekaligus mengangkat nama Malinau di tingkat nasional.

Pos terkait