NUNUKAN, TerasKaltara.id – Operasi SAR kecelakaan Pesawat Pilatus PK-SNE Smart Air yang jatuh pada Jumat (8/3/2024) dinyatakan selesai, Senin (11/3/2024). Dalam Operasi SAR yang dilakukan, terbagi dalam Tim Jalur Darat dan Tim Jalur Udara. Pada jalur udara, misi diselesaikan pada Senin sore, sedangkan tim jalur darat baru sampai di kediaman masing-masing pada Selasa (12/3/2024) malam tadi.
Kapolres Nunukan, AKBP Taufik Nurmandia melalui Kapolsek Krayan Selatan dan Tengah, Ipda Andi Irwan mengatakan tim jalur darat baru tiba sekira pukul 20.00 Wita, setelah berjalan kaki selama 15 jam.
”Setelah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki selama 15 jam, dari Pukul 05.00 Wita sampai Pukul 20.00 Wita. Tim melintasi alam belantara dengan pegunungan yang terjal, dari lokasi jatuhnya pesawat ke Binuang,” ujarnya, dihubungi via telepon selulernya, Rabu (13/3/2024).
Kapolsek menerangkan, tim jalur darat bersama personel Polsek Krayan Selatan tiba di lokasi jatuhnya pesawat pada Minggu (10/3/20234). Sempat membantu proses evakuasi untuk bisa membawa korban melalui jalur udara, selanjutnya tim nya kembali harus menginap di lokasi, untuk mencari kotak hitam.
“Kami juga membantu evakuasi material puing-puing pesawat Pilatus PC-6 Potter PK-SNE milik PT Smart Avation. Saat ini puing pesawat di evakuasi pakai Helly dan telah keluar dari TKP ke Tarakan,” ungkapnya.
Terdapat 19 orang yang ikut dalam pencarian tim darat, terdiri dari 6 orang personel Polsek Krayan Selatan dan sisanya warga Binuang dari berbagai wilayah. Diantaranya ada warga dari kaki Gunung Seribu.
Tim darat ini terbagi menjadi 2 tim yang berjalan kaki untuk menembus hutan area jatuhnya pesawat perintis tersebut.
Dalam perjalanannya, sebelum tiba di lokasi jatuhnya pesawat, tim mulai perjalanan pada 9 Maret 2024. Selama perjalanan tersebut, dua kali singgah untuk menginap tiba pada 10 Maret 2024. Tim juga diberikan bekal berupa logistik seadanya.
“Waktu itu tiba di lokasi, 10 Maret tim darat termasuk ikut mencari kotak hitam dan evakuasi materia. Jadi 10 Maret itu ada warga, Babinsa dan personel Polsek Krayan,” tuturnya.
Irwan menguraikan, kondisi hutan Alur Subaka yang terjal sehingga menjadi tantangan tim darat saat melakukan pencarian. Terlebih, cuaca sejak pukul 16.00 WITA sudah mulai berkabut. Selama waktu berjalan kaki, hanya di malam hari bisa menginap lama. Sedangkan di siang hari, hanya singgah sebentar saat menemukan air dan membuat tenda sementara.
“Airnya bersih karena di dalam hutan. Sampai di lokasi ada logistik dari tim udara. Jadi setelah ditemukan kotak hitam, tim pencarian itu sudah kembali bersama Basarnas dan beberapa unsur lainnya. Tapi karena ada keterbatasan heli yang mengangkut jadi tertinggal lah warga 9 orang dan anggota Polsek Krayan 6 orang,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Desa Binuang, Kalvin saat dihubungi media ini mengatakan tim nya kembali dibantu tim gabungan ikut heli ke Malinau. Setelah berjalan kaki selama dua hari perjalanan untuk sampai ke lokasi, Kalvin mengungkapkan kemungkinan butuh waktu yang sama untuk bisa kembali.
“Kami dibantu tim gabungan. Mereka siap bantu, kalau kembali ikut darat itu cukup jauh dan medannya cukup eskrim, gunung tinggi. Sampai di Malinau, kami dibantu lagi diantar dengan pesawat Smart ke Binuang, Selasa (12/3/2024) siang,” ungkapnya. (saf)
Baca Juga : KNKT Kumpulkan Informasi dan Kotak Hitam Investigasi Penyebab Kecelakaan Smart Air