TERASKALTARA.ID, MALINAU – Pemerintah Kabupaten Malinau melalui Dinas Pertanian memastikan seleksi ketat dalam penyaluran bantuan sapi kurban untuk tahun ini. Sekretaris Dinas Pertanian, Tinas, menjelaskan bahwa sebanyak tiga ekor sapi telah diajukan sebagai Calon Penerima dan Calon Lokasi (CPCL), namun keputusan akhir tetap berada di tangan pemerintah pusat.
“Kami sudah CPCL-kan sebanyak tiga ekor sapi. Tapi nantinya, pusat yang menentukan mana yang memenuhi kriteria. Tahun lalu kita pernah dapat jatah 900 kilogram, jadi kita berharap bisa terpenuhi lagi,” ujar Tinas.
Sapi-sapi yang diajukan berasal dari peternak lokal di wilayah Malinau. Tim dari bidang peternakan telah melakukan pengambilan sampel darah untuk memastikan kesehatan dan kesesuaian bobot sapi sesuai standar yang ditetapkan panitia kurban nasional.
“Kemarin kami ambil sampel darahnya, tiga hari yang lalu. Hari ini baru kami kirim ke laboratorium. Dari tiga itu, sepertinya hanya dua yang memenuhi kriteria bobot dan kesehatan,” jelasnya.
Tinas juga mengungkapkan bahwa jika ada sapi yang beratnya belum mencapai standar 900 kilogram, maka bisa digabungkan dua ekor dengan total bobot setara. Hal ini menjadi alternatif dalam proses penyesuaian kuota bantuan.
“Kalau tidak sampai 900 kilogram, bisa dikombinasi dua ekor. Jadi kemarin kami tambahkan satu lagi sebagai pengganti, dan total yang kami kirimkan ada tiga sampel,” tambahnya.
Dalam pelaksanaannya, Dinas Pertanian terus melakukan pengecekan rutin terhadap ternak warga. Menurut Tinas, ini penting sebagai langkah antisipasi terhadap berbagai penyakit ternak seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun African Swine Fever (ASF) yang sempat menyebabkan kerugian besar bagi peternak babi.
“Kami dari bidang peternakan selalu cek rutin, ambil sampel darah. Ini bukan hanya untuk sapi kurban, tapi juga untuk monitoring kesehatan ternak secara umum,” ungkapnya.
Tinas juga mengingatkan para peternak agar meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan biosekuriti secara ketat di kandang masing-masing. Ia menyebutkan bahwa pengalaman terdahulu seperti wabah ASF memberikan pelajaran penting untuk memperkuat sistem peternakan lokal.
“Dulu peternak kita memang banyak dirugikan, tapi saya lihat sekarang mereka jadi lebih kuat, lebih siap. Sudah paham pentingnya sekuriti kandang. Ini nilai plus meskipun dari kejadian pahit,” tegasnya.
Di akhir wawancara, Tinas mengimbau agar peternak aktif mencari informasi dan tidak lengah terhadap potensi penyebaran penyakit.
“Waspada itu penting. Biosekuriti harus dijaga. Sekarang informasi bisa kita akses lewat banyak media, jadi manfaatkan itu untuk memperkuat pengetahuan,” pungkasnya.
Dengan langkah preventif dan partisipasi aktif dari peternak, Dinas Pertanian Malinau berharap program bantuan dan ketahanan peternakan lokal dapat berjalan lebih baik dan berkelanjutan (*)