MALINAU, Teraskaltara.id – Sejak awal tahun 2025, masyarakat di Kayan Selatan, Malinau, Kalimantan Utara, menghadapi kelangkaan bahan pokok dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini disebabkan oleh sulitnya akses jalan yang menghubungkan wilayah tersebut dengan daerah lain, termasuk provinsi tetangga.
Camat Kayan Selatan, Hendri Lencau, mengungkapkan bahwa kelangkaan bahan pokok dan BBM telah terjadi sejak awal tahun 2025. Meskipun harga bahan-bahan tersebut melambung tinggi, masyarakat tetap berusaha membelinya. Namun, yang menjadi masalah utama saat ini adalah ketersediaan barang yang semakin langka.
“Jika harga mahal, masyarakat masih bisa berusaha membeli. Namun, yang terjadi sekarang adalah kelangkaan. Ini disebabkan oleh penutupan akses perbatasan oleh negara tetangga,” ujar Hendri Lencau dalam Konsultasi Publik RPJMD Malinau, Selasa (11/3/2025).
Menurut Hendri, kelangkaan ini terjadi karena akses jalan dari Malinau ke Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sulit dilalui. Selama ini, masyarakat Kayan Selatan, khususnya di Apau Kayan, bergantung pada pasokan bahan pokok dan BBM dari Malaysia dan Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Namun, pengetatan akses jalan di perbatasan telah menghambat salah satu dari dua sumber pasokan tersebut.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau telah berupaya mengatasi masalah ini melalui berbagai program, seperti Subsidi Ongkos Angkut Barang (SOA) dan program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) perbatasan. Namun, upaya tersebut masih terbatas karena kewenangan jalan lintas provinsi berada di bawah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), yang harus berkoordinasi dengan Pemprov Kalimantan Timur (Kaltim).
“Pemkab Malinau telah melakukan berbagai upaya, tetapi kami terkendala kewenangan. Jalan dari Apau Kayan ke Kaltim merupakan lintas provinsi. Kami memohon Pemprov segera mencari solusi, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” tegas Hendri.(*)