Banjir Ganggu Masa Tanam dan Panen, Dinas Pertanian Malinau Catat Kerugian Besar

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Tinas

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Hujan ekstrem yang menyebabkan banjir dalam beberapa minggu terakhir berdampak signifikan terhadap sektor pertanian di Kabupaten Malinau. Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Tinas, mengungkapkan bahwa bencana ini terjadi pada masa yang sangat krusial, yakni masa tanam dan panen.

“Istilahnya banjir ini terjadi berturut-turut selama beberapa minggu. Dan itu tepat di masa panen dan masa tanam. Kita sudah mengadakan MT1 dan MT2, tapi banyak yang terendam, termasuk lahan penangkar benih milik dinas,” ujar Tinas saat ditemui, Senin (2/6).

Ia menambahkan bahwa kondisi ini dipastikan akan menurunkan hasil panen secara keseluruhan. Apalagi, empat kecamatan andalan pertanian seperti Malinau Kota, Malinau Barat, Malinau Utara, dan Mentarang merupakan daerah terdampak paling parah.

“Empat kecamatan itu adalah andalan kita untuk musim tanam pertama (MT1). Sekarang semuanya sudah terdampak. Yang jelas, pendapatan petani dan produksi pangan kita akan menurun drastis,” lanjutnya.

Saat ini, Dinas Pertanian tengah melakukan proses pendataan dan penataan ulang wilayah yang terdampak, termasuk menghitung estimasi kerugian. Menurut Tinas, musibah ini juga menyebabkan kegagalan panen di sejumlah titik dan menurunkan kualitas benih yang semula disiapkan untuk musim tanam berikutnya.

“Beberapa penangkaran benih sudah rusak. Kalau kualitasnya menurun, maka akan berpengaruh pada musim tanam selanjutnya. Ini musibah, dan dampaknya memang sangat terasa,” ungkapnya.

Menghadapi kondisi ini, Tinas menyebut bahwa Pemerintah Daerah memiliki komitmen untuk membantu petani, meski di sisi lain keterbatasan anggaran menjadi tantangan.

“Tidak ada jalan lain. Kalau ada bibit, kita coba distribusikan ulang. Tapi tentu ini bergantung pada situasi anggaran. Pemda punya komitmen, tapi kita juga melihat langkah-langkah bersama apa yang bisa dilakukan,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa bencana ini bukan hanya terjadi di Malinau, melainkan melanda sejumlah daerah lain di Kalimantan, seperti Samarinda, Berau, hingga Tanjung Selor. Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada kontribusi dari pemerintah pusat untuk menangani bencana pertanian ini secara lebih luas.

“Fasilitas pertanian banyak yang rusak. Dan kita belum bisa memastikan seberapa besar penurunan hasil panen. Kita harapkan jangan sampai terlalu parah. Kami juga meminta PPL hingga kecamatan untuk terus melaporkan data secara berjenjang,” ujarnya.

Menutup keterangannya, Tinas berharap agar bencana ini tidak menjadi hambatan besar terhadap ketahanan pangan daerah. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, petani, dan berbagai pihak untuk memulihkan kondisi pertanian pasca-banjir.

“Harapan kita, pemerintah bisa hadir dan memberi solusi nyata. Ini bukan hanya tanggung jawab dinas, tapi tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

Pos terkait