Gaung IRAU Malinau Tembus Nasional, Pemerintah Daerah Siapkan Skema Festival Tahunan

Penampilan Budaya Lembaga Adat Besar (LABT) Tidung memukau penonton di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung pada Festival Budaya Irau ke-11 Malinau Tahun 2025. Momen ini menjadi simbol keberagaman dan kekayaan budaya yang turut menggaungkan nama Malinau hingga ke tingkat nasional dan internasional.
Penampilan Budaya Lembaga Adat Besar (LABT) Tidung memukau penonton di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung pada Festival Budaya Irau ke-11 Malinau Tahun 2025. Momen ini menjadi simbol keberagaman dan kekayaan budaya yang turut menggaungkan nama Malinau hingga ke tingkat nasional dan internasional.(Foto: Ag).

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Sukses besar penyelenggaraan Festival Budaya Irau ke-11 Tahun 2025 dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Malinau menggema hingga ke tingkat nasional bahkan luar negeri.

Antusiasme masyarakat dan sorotan berbagai pihak terhadap kemeriahan acara tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau untuk menyiapkan skema festival tahunan sebagai bentuk lanjutan dari event dua tahunan IRAU.

Selama 20 hari pelaksanaan, sejak 7 hingga 26 Oktober 2025, Festival Irau berhasil menampilkan ragam adat, budaya, seni pertunjukan, dan pameran ekonomi kreatif masyarakat Malinau.

Kegiatan besar ini juga mencatat perputaran uang mencapai Rp108,33 miliar dan melibatkan 551 pelaku UMKM lokal, berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malinau bersama Politeknik Malinau.

Bupati Malinau, Wempi W Mawa, S.E., M.H., menyampaikan bahwa keberhasilan ini menjadi momentum penting dalam memperkenalkan potensi budaya Malinau ke tingkat nasional bahkan internasional.

“Kabar tentang Festival IRAU ini sudah sampai ke luar negeri. Banyak yang tertarik dengan bagaimana masyarakat kita melestarikan budaya dan mengemasnya menjadi daya tarik wisata. Karena itu, masyarakat juga mendorong agar kegiatan seperti ini dilaksanakan setiap tahun,” ujar Bupati Wempi di Malinau, Jumat (31/10/2025).

Dorongan agar Festival Irau diselenggarakan setiap tahun bukan hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Menurut Bupati, Kementerian telah mengundang Pemkab Malinau untuk melakukan paparan pada 13 November 2025 mendatang, guna membahas peluang masuknya Festival IRAU dalam kalender event nasional Kemenparekraf.

“Kementerian Pariwisata menawarkan agar Festival Irau ini bisa menjadi agenda tahunan nasional. Kalau itu terjadi, otomatis pelaksanaannya tidak lagi dua tahun sekali. Namun tentu kita harus melihat dulu bentuk dan skemanya seperti apa,” jelasnya.

Bupati Wempi menambahkan, jika disepakati, Pemkab Malinau berencana mengadopsi pola festival tahunan yang diisi dengan kegiatan seni dan budaya lokal, sementara IRAU besar tetap digelar dua tahun sekali.

“Mungkin nanti di tahun-tahun di luar IRAU, kita isi dengan festival seni dan budaya. Jadi setiap tahun tetap ada event budaya besar di Malinau, dan di dua tahunnya kita laksanakan Festival Irau,” ungkapnya.

Selain menjaga kesinambungan promosi budaya, langkah ini juga dinilai strategis untuk memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pemerintah daerah berharap, dengan kegiatan rutin tahunan, perputaran ekonomi masyarakat dan potensi UMKM dapat terus meningkat.

“Yang penting bukan hanya soal ramai pengunjung, tapi bagaimana kegiatan budaya ini benar-benar memberi efek positif bagi ekonomi masyarakat. Itu yang kita jaga,” tegasnya.

Festival Budaya Irau Malinau ke-11 dengan tema “Malinau Negeri Sang Pengendali Air, Kaltara Terang, No Indonesia Gelap” menjadi simbol keberhasilan kolaborasi masyarakat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha lokal.

Dengan gaung yang telah menembus batas daerah dan negara, Malinau kini bersiap meneguhkan diri sebagai pusat kebudayaan dan pariwisata unggulan di wilayah perbatasan Kalimantan Utara.(Tk12).

Pos terkait