Tanpa Pemborosan, Malinau Gelar HUT 2025 sebagai Ajang Budaya dan Pemberdayaan UMKM

Penampilan salah satu kesenian dan budaya dari sejumlah Suku, Etnis dan Paguyuban di Kabupaten Malinau yang menjadi ikon daerah.

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, menepis anggapan bahwa perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) daerah identik dengan pesta mewah dan pemborosan anggaran.

Melalui Festival Budaya Irau 2025, perayaan difokuskan pada pelestarian budaya dan penguatan ekonomi masyarakat, bukan kemewahan seremonial.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebelumnya mengimbau pemerintah daerah agar menahan diri menggunakan APBD untuk kegiatan seremonial.

Namun Malinau menunjukkan perayaan HUT tetap bisa semarak dan berdampak luas tanpa membebani kas daerah, berkat kolaborasi erat dengan masyarakat dan sektor swasta.

Festival Budaya Irau, yang menjadi ikon HUT ke-26 Malinau, merangkul 11 etnis asli dan 15 paguyuban nusantara.

Setiap komunitas menampilkan seni dan tradisi, mulai dari tarian adat, upacara tradisional, hingga lomba khas seperti menyumpit, kicau burung, dan panjat pinang. Musisi lokal dan seniman muda turut memberi warna kreatif.

Sekretaris Daerah Malinau, Dr. Ernes Silvanus, menegaskan bahwa pemerintah tidak menarik retribusi stan dan bahkan menanggung biaya listrik bagi 583 pelaku UMKM yang terlibat.

“Kami menjaga agar perayaan ini tidak berlebihan. Fokusnya adalah pelestarian budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat,” ujarnya, Sabtu (27/9).

Festival ini juga menjadi simbol kerukunan. Pada 23 Oktober 2025 dalam rangkaian kegiatan IRAU, tokoh agama lintas iman mulai dari Ustaz Das’at Latif, Pendeta Marcel, hingga perwakilan Katolik, Buddha, dan Hindu akan tampil di satu panggung.

Hiburan rakyat pun mendatangkan tiga artis ibu kota melalui dukungan sponsor dan pihak ketiga, tanpa dana utama APBD.

“Irau kami persiapkan dengan matang dan sederhana. Ini perayaan bersama yang efisien namun penuh makna,” tambah Ernes.

Perayaan HUT Malinau 2025 membuktikan bahwa kegiatan budaya dapat menjadi sarana menjaga kearifan lokal sekaligus penggerak ekonomi rakyat.

Dengan kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, Malinau menghadirkan perayaan yang meriah, hemat anggaran, dan menyentuh semua lapisan masyarakat.

Pos terkait