UMKM Jadi Katalis Ekonomi di Balik Suksesnya IRAU ke-11 Malinau 2025

Aktivitas ekonomi masyarakat meningkat pesat selama pelaksanaan IRAU ke-11. Pelaku UMKM lokal memanfaatkan momentum itu untuk memperkenalkan produk dan kuliner khas Malinau kepada pengunjung.
Aktivitas ekonomi masyarakat meningkat pesat selama pelaksanaan IRAU ke-11. Pelaku UMKM lokal memanfaatkan momentum itu untuk memperkenalkan produk dan kuliner khas Malinau kepada pengunjung.

TERASKALTARA.ID, MALINAU – Festival budaya dua tahunan IRAU Malinau ke-11 yang telah resmi ditutup kini mencatat sejarah baru. Selain menyedot perhatian publik, kegiatan ini juga menggerakkan ekonomi masyarakat dengan perputaran uang lebih dari Rp108 miliar hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan pagelaran yang sama dua tahun lalu.

Ketua Panitia IRAU ke-11 Malinau, Dr. Ernes Silvanus, menegaskan bahwa kesuksesan pelaksanaan Festival IRAU ke-11 dan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Malinau tahun 2025 tidak hanya diukur dari kemeriahan acara, tetapi juga dari geliat ekonomi masyarakat yang digerakkan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Menurut Ernes, keberhasilan UMKM berperan besar dalam festival budaya terbesar di Kalimantan Utara ini merupakan hasil dari proses panjang pembinaan dan pendampingan yang konsisten dilakukan oleh pemerintah daerah.

“UMKM ini tidak muncul tiba-tiba. Mereka tumbuh karena sudah kita bina sejak beberapa tahun lalu, dan justru menjadi kekuatan utama di balik keberhasilan penyelenggaraan Irau tahun ini,” ujar Ernes, pada Kamis (30/10/2025).

Ia menjelaskan, kontribusi UMKM tampak jelas di berbagai sektor selama festival berlangsung mulai dari pameran produk lokal, kuliner khas daerah, hingga penyediaan akomodasi bagi pengunjung luar daerah.

Aktivitas ekonomi masyarakat pun semakin hidup dan inklusif.

“Kalau kita lihat, tahun ini ada 551 UMKM yang berpartisipasi langsung di arena IRAU. Sementara di Dinas PTSP, tercatat lebih dari seribu pelaku usaha baru yang mengurus izin usahanya. Artinya, masyarakat mulai melihat Irau bukan hanya sebagai pesta budaya, tapi juga peluang ekonomi berkelanjutan,” jelasnya.

Ernes menilai, lonjakan partisipasi pelaku usaha itu menjadi indikator nyata meningkatnya kesadaran ekonomi masyarakat Malinau.

Momentum IRAU, katanya, telah bertransformasi menjadi ruang ekonomi rakyat yang menggerakkan sektor riil di tingkat bawah.

Lebih jauh, ia memaparkan bahwa dampak ekonomi dari pelaksanaan IRAU 2025 juga tercermin dari nilai perputaran uang di masyarakat yang meningkat drastis dibandingkan dua tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Malinau dan Politeknik Malinau, hingga 26 Oktober 2025 tercatat estimasi perputaran uang mencapai Rp108,33 miliar, atau hampir tiga kali lipat dibandingkan IRAU 2023 yang hanya sekitar Rp44,83 miliar.

“Inilah sektor riil yang benar-benar dirasakan masyarakat. Mulai dari pedagang kecil, penyedia jasa, pengelola homestay, hingga pemilik rumah makan semuanya ikut merasakan manfaatnya,” tuturnya.

Sebagai penutup, Ernes menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku UMKM yang telah berkontribusi nyata dalam menyukseskan gelaran budaya kebanggaan masyarakat Malinau tersebut.

“Saya bilang ini luar biasa. Para pelaku usaha kita tidak berhenti di IRAU ini saja, tapi sudah melihat peluang ke depan untuk terus tumbuh. Inilah wujud ekonomi rakyat yang berdaya,” pungkasnya.(Tk12).

Pos terkait