TANJUNG SELOR, TerasKaltara.id – Kecelakaan satu unit kapal Landing Craft Transport (LCT) Self Propelled Oil Barge (SPOB) Mayon akibat gelombang tinggi terjadi di perairan Tanah Kuning, Desa Mangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Bulungan pada Jumat (1/3/2024) sekira pukul 18.00 Wita.
Akibatnya Kapal LCT SPOB Mayon diketahui tenggelam, sedangkan 5 orang anak buah kapal (ABK) dilaporkan selamat.
Direktur Polairud Polda Kaltara, Kombes Pol Bambang Wiriawan saat dikonfirmasi mengatakan Kapal LCT SPOB Mayon memuat bahan bakar minyak (BBM) jenis solar berangkat dari Tarakan menuju Pelabuhan Jeti PT. KAI Pendadak Desa Mangkupadi.
“Waktu kami melakukan pengecekan tempat kejadian perkara (TKP) terkendala cuaca, gelombang tinggi mencapai 2 sampai 3 meter,” ujarnya, Minggu (3/3/2024).
Pihaknya sudah meminta keterangan ABK TB Sea Dolphin 4 yang mengevakuasi para korban termasuk memastikan identitas korban yang selamat.
“Hasil interogasi awal kepada Nakhoda SPOB Mayon, penyebab dari tenggelammnya kapal dikarenakan cuaca dan gelombang yang tinggi, sehingga air masuk kedalam kapal. Saat ini penyelidikan dan pemeriksaan awal dilakukan penyidik Tipidter Polresta Bulungan. Sedangkan sesuai Pasal 5 Permenhub No. 6 Tahun 2020, untuk kewenangan pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal dilakukan Syahbandar,” terangnya.
Kapolresta Bulungan, Kombes Pol Agus Nugraha saat dikonfirmasi membenarnya adanya laporan tenggelamnya SPOB Mayon di wilayah perairan Tanah Kuning.
“Laporan awal, kapal mengalami kecelakaan di perairan Tanah Kuning. Diduga kuat karena cuaca, gelombang yang tinggi. Saat ini masih ditangani oleh anggota di sana. lokasi kejadian berada sekitar 1 kilometer dari bibir pantai Tanah Kuning. Kalau kru yang selamat ditangani Klinik Kesehatan di perusahaan yang ada di Tanah Kuning,” terangnya.
Kapolsek Tanjung Palas Timur, Iptu Firman menambahkan saat kejadian cuaca tengah hujan deras sehingga proses evakuasi korban sempat terhambat.
“Sekitar jam 11 malam baru kami bisa sampai ke lokasi. Memang cuaca saat ini sedang musim gelombang,” ungkapnya.
Sementara terkait kondisi perairan yang memungkinkan mengalami pencemaran akibat SPOB Mayon yang memuat solar tenggelam, Iptu Firman mengaku belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.
“Kalau kapalnya sudah tidak terlihat, tenggelam semua. (pencemaran lingkungan) secara teknis nanti di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bulungan,” tandasnya.
Untuk diketahui, laka laut SPOB Mayon terjadi sekira pukul 18.00 Wita pada Jumat (1/3/2024) di lepas pantai Jeti KAI Pandadan, Desa Mangkupadi. Identitas korban untuk ABK atas nama Fahmad Panai (31) warga Gorontalo, Melki (53) warga Tarakan, Aidil (31) warga Tarakan, Jeri Dunan (32) juga warga Tarakan dan Kapten Kapal atas nama Niko Demus (31) merupakan warga Gorontalo.
Kronologis kejadian, kapal berangkat sekira pukul 04.00 Wita dari Tarakan menuju ke Pelabuhan Jeti PT. KAI Pendadak Desa Mangkupadi. Sekira pukul 18.00 Wita saat Kapal LCT SPOB Mayon ingin berlabuh di depan Pelabuhan Jeti PT. KAI sekitar 500 meter, karena cuaca buruk angin kencang dan gelombang tinggi mengakibatkan kapal miring kemudian karam. (saf)