TARAKAN, TerasKaltara.id – Pesawat Udara Bintang Air mengalami lost contact dan jatuh di perairan Tarakan. Informasi kecelakaan pesawat tersebut diterima Kansar Tarakan pada pukul 09.00 Wita melalui Com Center dari Air Traffic Control (ATC) Bandara Juwata Internasional Tarakan, bahwa terjadi lost contact di sekitar perairan Tarakan.
Kejadian lost contact ini merupakan rangkaian simulasi kecelakaan pesawat yang digelar Kantor SAR Tarakan, Selasa (20/2/2024) di perairan Tarakan. Simulasi yang dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan kesiapsiagaan seluruh unsur, baik personel dan peralatan guna mengantisipasi kejadian.
Direktur Kesiapsiagaan Basarnas RI, Noer Isrodin Muchlisin mengatakan simulasi yang dilakukan harus benar-benar mengikuti siklus pencarian dan pertolongan dengan siaga 24 jam.
“Tujuannya, mempersiapkan kesiapsiagaan seluruh unsur, baik personel dan peralatan guna mengantisipasi kejadian. Simulasi ini melibatkan unsur TNI Polri, PMI, BMKG dan potensi lainnya, dengan memakan waktu kurang lebih dilakukan selama 3 jam,” ujarnya, ditemui usai melihat langsung simulasi di lapangan.
Pihaknya mengerahkan alur yang tersedia, diantaranya KN SAR Seta 252 Tarakan, RIB 01 Tarakan, RIB 02 Tarakan, RBB Tarakan, Rubber Boat 01, Rubber Boat 02, Rubber Boat 03 dan Rubber Boat 05.
“Pada simulasi hari ini merupakan kecelakaan pesawat sipil. Kami mainkan sistem SAR yang berjalan, mulai dari mendapatkan informasi dan menyampaikan ke seluruh potensi SAR yang bisa menangani itu. Program simulasi penyelamatan kecelakaan ini hal wajib yang harus dilakukan oleh setiap kantor SAR di Indonesia minimal sekali dalam setahun,” tuturnya.
Dalam persoalan SAR, dikatakan Noer tak bisa dilakukan sendirian. Terlebih lagi dengan wilayah perairan yang sangat luas, tidak mungkin bisa dilakukan Basarnas sendirian.
“Tetapi harus bersama-sama membangun jaringan dengan stakeholder lainnya. Termasuk dengan TNI Polri maupun pemerintah daerahnya,” katanya.
Usai menguraikan skenario penyelamatan yang dilakukan, Kepala Basarnas Tarakan, Syahril mengungkapkan posisi lost contac pesawat berada di titik koordinat 3″25″3.34″ N117″44″10.53″E.
Sesuai dengan tracking dari aplikasi spide trade yang dimiliki pihak maskapai, di ketahui titik koordinat terkahir pesawat Bintang Air, yaitu di koordinat 3″27″43.74″N117″41″23.48″E.
“Data pesawat yang diterima CMC yaitu Bintang Air, jenis Twin Otter milik perusahaan maskapai Bintang Sentosa dengan rute Balikpapan – Tawau dengan ciri-ciri warna putih – merah,” ungkapnya.
Dalam simulasi tersebut, pada pukul 09.15 Wita Com Center Kansar Tarakan berkoordinasi dengan pihak maskapai Bintang Sentosa terkait data manifest dan tracking pesawat sebelum terjadi lost contact. Selanjutnya, data korban disesuaikan dengan manifes sebanyak 10 orang, terdiri dari Pilot dan Co Pilot, 2 crew kabin, dan 6 penumpang.
“Setelah simulasi dilakukan, nantinya hasil evaluasi ini akan di evaluasi lagi. Secara makro sebenarnya kami tidak memiliki kendala saat latihan. Kalaupun ada kekurangan pasti akan segera diperbaiki. Tapi, dari simulasi yang kami lakukan tadi skenarionya sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang mungkin terjadi dan dengan zero accident,” tandasnya. (saf)