TERASKALTARA.ID, MALINAU – Setelah sempat terhenti selama lebih dari dua bulan akibat persoalan internal antara pengelola dan penyedia dapur, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Malinau kini kembali berjalan sejak 22 Oktober 2025.
Program yang digagas untuk mendukung ketahanan gizi pelajar itu kini hadir dengan sistem baru, fokus distribusi yang lebih efisien, serta dukungan dari pelaku usaha lokal.
Program MBG sebelumnya diluncurkan pada 4 Agustus 2025, namun hanya sempat berjalan selama tujuh hari sebelum dihentikan pada 13 Agustus karena kendala operasional.
Setelah dilakukan evaluasi dan restrukturisasi manajemen, program akhirnya kembali digulirkan dengan sejumlah perbaikan di lapangan.
PIC Yayasan Hidup Berbagi Kasih, Litad Mery Destiani, menjelaskan bahwa pelaksanaan kali ini difokuskan pada sekolah-sekolah yang berada di radius terdekat dengan dapur utama untuk memastikan distribusi berjalan lancar.
“Kami alihkan dulu ke sekolah-sekolah yang paling dekat, seperti SD Batu Lidung, TK PAUD Batu Lidung, SMPN 3 Tanjung Keranjang, SMKN 1, dan SMKN 2,” ujarnya, pada Rabu (5/11/2025).
Saat ini, program kembali melayani 1.697 siswa penerima manfaat. Meski sempat berhenti, pihak yayasan memastikan tidak ada pengurangan hak bagi siswa yang telah terdaftar.
“Meski ada siswa yang tidak hadir, kami tetap menyiapkan porsi sesuai dengan daftar penerima manfaat yang resmi,” jelas Litad.
Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, program MBG kini juga memperkaya menu dengan tambahan buah-buahan segar seperti pisang, jeruk, semangka, melon, dan anggur.
“Kami ingin memastikan siswa tidak hanya kenyang, tapi juga mendapat asupan gizi seimbang. Sekarang sudah kami tambahkan variasi buah dalam menu harian,” tambahnya.
Selain memperbaiki menu, program MBG juga membawa dampak ekonomi positif bagi warga lokal. Yayasan bekerja sama dengan pasar tradisional dan pelaku UMKM Malinau untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan harian seperti sayur, telur, dan ikan.
“Kami berusaha memanfaatkan bahan lokal, semua didapat dari pasar dan UMKM di Malinau agar roda ekonomi masyarakat juga ikut berputar,” kata Litad.
Dalam operasionalnya, sebanyak 30 pekerja lokal kini terlibat di dapur utama yang beroperasi dengan sistem bergilir. Proses persiapan dimulai sejak sore hari, memasak dilakukan tengah malam, dan pengemasan makanan dilakukan dini hari sebelum dikirim ke sekolah-sekolah.
“Dapur mulai persiapan pukul 16.00, memasak pukul 00.00, dan pengemasan sekitar pukul 03.00 dini hari,” ungkapnya.
Dengan biaya operasional tetap di angka Rp10.000 per porsi, Litad memastikan program ini terus disempurnakan agar sistem distribusi semakin efisien dan transparan.
“Kami sudah banyak belajar dari kendala sebelumnya. Sekarang sistem kami perbaiki, mulai dari pengawasan dapur, pencatatan stok bahan, hingga pengantaran makanan. Tujuannya agar semua berjalan lancar dan akuntabel,” jelasnya.
Program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu inisiatif penting di Kabupaten Malinau dalam mendukung kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak sekolah, terutama di wilayah yang masih terbatas aksesnya terhadap gizi seimbang.
Dengan pelaksanaan yang kini lebih tertata dan melibatkan masyarakat lokal, program ini diharapkan tidak hanya mampu menjaga ketahanan gizi siswa, tetapi juga menggerakkan ekonomi kecil dan membangun rasa tanggung jawab sosial bersama di tingkat daerah.(Tk12).




